Biografi karakteristik adalah sesuatu
yang berhubungan atau sangat erat kaitannya dengan study OB. Tujuan kita
mempelajari perilaku organisasi adalah agar kita lebih mudah untuk memprediksi segala sesuatu atau masalah
yang akan muncul dalam sebuah organisasi, sehingga kita dapat dengan mudah
mengantisipasi masalah – masalah itu. Ada sebuah korelasi yang terjadi antara
biografi karakteristik dengan 4 oriontasi tujuan akhir study OB, yaitu seperti
usia, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah tanggungan, dan masa kerja.
a. Usia
Usia
adalah salah satu factor yang sangat mempengaruhi deferensiasi tenaga kerja
dalam sikap dan perilaku. Manajemen suatu organisasi dalam menentukan kebijakan
harus mempertimbangkan usia para karyawannya, bahkan mungkin ingin mempengaruhi
usia para karyawannya. Misalnya, suatu perusahaan atau organisasi
memperkerjakan pensiunan sebagai karyawan kontrak karna mungkin biayanya lebih
murah dibandingkan dengan mengangkat karyawan baru. Disisi lain suatu
organisasi atau perusahaan menginginkan karyawan yang relative berusia muda
sehingga karyawan dikontrak hanya dengan jangka waktu tertentu. Suatu
organisasi atau perusahaan perlu belajar bagaimana mengelola karyawan dengan
struktur usia yang berbeda – beda, karena mempunyai nilai – nilai yang berbeda.
Karyawan berusia muda dan karyawan berusia tua biasanya mempunyai tingkat
loyalitas dan komitmen serta fleksibilitas yang berbeda. Karyawan yang berusia
tua biasanya mempunyai tingkat loyalitas dan komitmen yang relative tinggi
dibandingkan dengan yang berusia muda, namun biasanya karyawan yang berusia
muda lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan – perubahan di bandingkan
dengan yang berusia tua. Biasanya karyawan berumur tua lebih rajin dalam
mlakukan pekerjaannya,atau tingkat absensinya lebih rendah dibandingkan dengan
karyawan berusia muda. Perbeedaan perbedaan inilah yang mengakibatkan kinerja
mereka berbeda.
Perusahaan
atau organisasi biasanya selalu ingin memiliki karyawan baik dan bagus. Kinerja
para karyawan harus selalu di perhatikan atau di pantau. Perputaran karyawan
juga perlu di lakukan. Misalnya, karyawan – karyawan yang sudah tua atau
kinerja tidak bagus atau karyawan bisa merugikan karyawan lebih baik di
berhentikan saja. Perusahaan bisa mencari atau merekrut karyawan baru yang
lebih ahli atau berbakat, diharapkan dengan karyawan baru itu akan timbul
inovasi – inovasi baru atau ide – ide baru dalam perusahaan nantinya. Dan
dengan begitu perusahaan juga member kesempatan kepada karyawan yang ingin
melakukan jenjang karir.
Satisfaction
atau kepuasan juga sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Perusahaan harus bisa
memberi fasilitas yang bagus atau yang memadai agar para karyawan merasa nyaman
saat melakukan aktivitas pekerjaannya. Dengan demikian kinerja karyawan akan
lebih baik, karyawan lebih betah bekerja, dan mungkin saja jika karyawan sudah
merasa puas dan nyaman saat melakukan aktifitas kerjanya, itu akan mengurangi
tingkat absensi, atau tingkat ketidakhadiran semakin rendah.
b. Status
Perkawinan
Kinerja
karyawan biasanya juga di pengaruhi oleh status dari karyawan itu sendiri.
Karyawan yang sudah menikah biasanya kinerjanya lebih baik daripada karyawan
yang berstatus belum menikah. Apalagi jika karyawan yang sudah berstatus
menikah itu sudah mempunyai anak. Karyawan yang sudah menikah akan lebih rajin
dan giat bekerja karena dia merasa telah mempunyai tanggungan untuk menghidupi
keluarganya. Semakin banyak tanggungan maka seseorang akan lebih giat bekerja.
Beda halnya dengan karyawan yang berstatus belum menikah. Mereka belum merasa
punya tanggungan apapun, atau mungkin mereka bekerja karna suatu gengsi atau
hanya untuk mengisi waktu kosong mereka daripada menganggur. Tingkat kehadiran
karyawan yang berstatus sudah menikah biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan
karyawan yang belum menikah. Karywan yang berstatus belum menikah biasanya
malas dan lebih sering membolos, mungkin mereka msh ingin menikmati masa – masa
lajang mereka dengan lebih sering bermain, berkumpul, dan bergaul dengan teman
– temannya. Mereka lebih lebih santai dalam bekerja karena mereka merasa belum
mempunyai tanggungan apa – apa. Jika mereka harus kehilangan pekerjaannya itu
mereka anggap biasa, karena masih banyak pekerjaan lai yang mungkin lebih baik.
Berbeda dengan karyawan yang sudah menikah, dengan tanggunagan yang mereka
miliki, mereka akan mempertahankan pekerjaannya karena tidak mudah mencari
pekerjaan.
c. Masa
kerja
Biasanya
kinerja karyawan juga di pengaruhi oleh masa kerja. Karyawan yang sudah lama
bekerja di suatu perusahaan bisa saja kinerja semakin menurun. Mungkin di
sebabkan karena bosan dengan aktifitas pekerjaan yang mereka kerjakan setiap
hari, atau bisa juga karena suasana di lingkungan kerja. Apalagi jika seorang
karyawan telah lama bekerja dan terus ada diposisi itu, tidak naik pangkat,
atau mungkin gajinya tidak naik – naik. Mereka akan merasa tidak nyaman dengan
pekerjaannya, mereka memilih mencari pekerjaan lain, dan hal itulah juga yang
bisa menyebabkan terjadinya suatu perputaran karyawan. Perusahaan harus mencari
karyawan baru sebagai penggantinya. Maka dari itu manajemen suatu organisasi
atau perusahaan harus selalu bisa menempatkan karyawannya dengan baik, untuk
mengurangi jumlah perputaran karyawan.
Hal ini juga
yang menyebabkan tingkat ketidakhadiran karyawan semakin meningkat. Karna
terlalu lama bkerja dan mereka merasa bosan akhirnya mereka malas dan lebih
sering membolos.
Pekerjaan menjadi sales
lebih efektif dikerjakan oleh perempuan atau laki laki???
Sales adalah pekerjaan yang bisa
dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Untuk menjadi sales, seseorang
dituntut untuk mempunyai mental dan keberanian yang tinggi. Tidak hanya itu,
jika ingin menjadi sales seseorang harus memiliki kenmampuan berbicara yang
baik, karena pekerjaan mereka adalah menawarkan barang kepada konsumen dan
mereka harus pandai merayu konsumen agar konsumen tersebut tertarik dan mau
membeli barang yang mereka tawarkan. Untuk memikat hati para konsumen, mereka
harus bersikap sopan dan ramah kepada setiap orang mereka datangi, bahkan tidak
bisa dipungkiri bahwa menjadi sales haruslah pandai berbohong agar para
konsumennya mau membeli barang tersebut. Dan mereka juga harus memiliki
kesabaran yang tinggi, karena tidak sedikit dari para konsumen yang mereka datangi
tidak suka dengan mereka.
Menjadi sales tidaklah mudah, mereka
harus mempunyai mental baja. Pekerjaan menjadi sales ini umumnya dikerjakan
oleh seorang perempuan, akan tetapi tidak sedikit juga laki-laki yang bekerja
menjadi sales. Pekerjaan menjadi sales ini menurut saya akan lebih efektif jika
dilakukan oleh seorang perempuan. Perempuan lebih banyak dan aktif berbicara di
bandingkan dengan laki-laki, cara berbicara perempuan biasanya lebih lembut dan
sopan, dan biasanya perempuan lebih pintar merayu. Apalagi jika yang menjadi
sales itu cantik, dan mereka mencari konsumen laki-laki, dengan menawarkan
barang seperti rokok, parfum, dan lain-lain, mungkin barang yang mereka
tawarkan akan lebih laris dan banyak laku terjual. Maka dari dari itu saya
berpendapat bahwa pekerjaan menjadi sales lebih efektif jika dilakukan oleh
perempuan. Beda halnya dengan laki-laki yang mungkin cara berbicara mereka
keras dan kasar, tidak lembut seperti perempuan. Mungkin melihat dari cara
berbicaranya saja konsumen sudah malas mendengarkan, apalagi membeli barang
yang di tawarkan. Akan tetapi laki-laki mempunyai tingkat kesabaran yang lebih
tinggi daripada perempuan. Tapi tetap saja bahwa perempuanlah yang lebih
efektif bekerja sebagai sales, karena menjadi sales tidak cukup hanya dengan
mempunyai kesabaran yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar